Rabu, 28 Mei 2008

Tanya mengapa?

Lihat!!! lihatlah!!!
Gambar ini adalah gambar sekolah dipedalaman Sudan.
Mengapa aku begini?

itu adalah sebuah cuplikan kata pada sebuah lagu,

bukan,...bukan itu.

Tapi, mengapa begini?? itu tepatnya.


Kita semua tahu, sekolah adalah sebuah institusi untuk belajar dan mengajar. Disekolah ada kegiatan memberi dan menerima ilmu.

Tapi ketika kita lihat fakta yang terjadi pada sekolah2 kita, rasanya.............ah sudahlah.

itu hanya akan membuat airmata kita menitik sia-sia.

Kalau kita mau melihat kebelakang, bagaimana orangtua kita, kakek nenek kita, atau mungkin buyut2 kita.......ketika mereka mau sekolah, memerlukan sebuah perjuangan yang tidak kecil.

Ingat cerita opung beberapa waktu sebelum beliau wafat, ketika itu orang yang berhak sekolah adalah golongan kumpeni dan golongan priyayi. Dan ketika itupun jumlah sekolah masih terbatas, HIS (Hollandsch-Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), AMS (Algemeene Middlebares School), dan beberapa nama sekolah Belanda yang memang terlarang untuk warga pribumi yang miskin. Jadi kalaupun mau menuntut ilmu, mereka harus sembunyi2 dimalam dingin untuk berkumpul dirumah kepala desa ataupun dirumah seorang tokoh yang memang dengan rela mau membagi ilmunya dengan orang pribumi, dengan resiko nyawa sebagai taruhannya jika kepergok tentara Hindi-Belanda.

Ataupun kita bisa melihat kondisi sekolah pada negara2 tetangga kita yang memang sangat terbatas fasilitasnya. Sebagai contoh nasib saudara2 kita yang ada di Sudan, Ethiopia, dan beberapa negara dikawasan afrika selatan. Sungguh memprihatinkan, tidak ada bangunan sekolah, peralatan belajar yang minim, tenaga pengajar yang bisa dihitung dengan jari.
Tapi kita disini, di Indonesia, di negeri yang merdeka, tidak ada perang, sekolah banyak berdiri, gedung sekolah megah2, pengajarnya banyak, transportasi mudah, listrik ada, jadi tak perlu khawatir belajar ketika malam.
Tapi, .....tapi mengapa nak?
Mengapa?!
Untuk berangkat sekolah saja, serasa ada berton2 beban mengelayuti kakimu.
Untuk konsentrasi belajar saja, seperti seolah2 kita akan hidup 1000 tahun lagi, sangat santai.
Untuk mengerjakan tugas saja, waktumu seperti presiden yang super sangat sibuk, sampai2 tugas sekolahpun tak pernah kau sentuh.
Hikmat dikelas? apalagi! dunia ini serasa mau kiamat, jadi kalau tidak cerita saat jam belajar, seakan tidak ada waktu lagi untuk bercerita dengan teman.
Nak, tolong ingatlah perjuangan orang tuamu, hargai setiap tetes keringat ayah ibu yang tiada jemu banting tulang demi mencari rupiah demi rupiah untuk sekolahmu, ingatlah nak!!!
Sekali lagi, ingatlah nak!!
.
..
...
....
.....
---Ayah ibu doamu selalu kurindu---



Tidak ada komentar: