Jumat, 29 Agustus 2008

" Gadis dan Tamunya "



Dalam kehidupan seorang gadis yang sedang menginjak usia remaja, pastilah akan merasakan kedatangan tamu yang rutin berkunjung sekali dalam setiap bulannya, atau yang lebih dikenal dengan datang bulan atau menstruasi. Datang bulan / menstruasi / haidh sebenarnya tidak semua wanita mengalaminya, ada pula beberapa wanita yang menjalani takdir untuk tidak bisa merasakan peristiwa unik dalam diri wanita. Hal ini biasanya disebabkan karena berbagai hal, salah satunya adalah kurangnya hormon progesteron dalam tubuhnya.

Dalam tulisan kali ini kita akan sedikit menguak ilmu tentang menstruasi / haidh.


Apa sich menstruasi itu dan bagaimana terjadinya?

Menstruasi adalah keluarnya darah dari jalan lahir karena adanya peluruhan dari dinding rahim. Setiap bulan, rahim siap-siap menyambut pembuahan yang dihasilkan oleh salah satu indung telur melalui pembuluh telur rahim (Tuba fallopi). Pada saluran itulah terjadi pembuahan sel telur ini oleh sel mani (spermatozoon). Setelah itu, sel mani ini berkumpul dalam saluran yang ada sel telurnya pada bulan tersebut lalu dibuahi untuk diterima oleh rahim dalam keadaan subur, dan jadilah janin. Rahim siap melakukan hal itu dengan cara membentuk selaput keras di dindingnya yang terdiri dari tiga lapisan, yang kita namakan ” tempat rahim”. Lapisan-lapisan itu mengembang dan di dalamnya tersebar serat-serat darah yang mendapat suplai makanan. Bila tidak terjadi fertilisasi ovum, maka dinding ini akan hancur, rahim akan berkerut dan selaput itu jatuh dalam bentuk pendarahan yang dinamakan siklus bulanan atau menstruasi.


Darah haidh mengalir dan tidak membeku.

Darah haidh mengalir dan tidak membeku dikarenakan darah rahim kosong dari zat fibrinogen yang membantu pembekuan darah tersebut dengan bertambahnya enzim yang dapat mengalirkan darah (fibrinolysines). Tetapi dalam beberapa kondisi, zat ini atau enzimnya berkurang, maka akan keluar darah yang beku.


Lama menstruasi dan seberapa banyak darah keluar

Rata-rata darah keluar berkisar antara 5-8 hari dan kuantitasnya berkisar 30-180 cm3. Terkadang menstruasi berulang kurang dari 21 hari (polymenorrhea) tanpa penyebab sakit, hal ini disebabkan oleh :

  • kemacetan ovarium

  • kurangnya pengeluaran kelenjar gondok

Untuk kondisi seperti ini, pengobatan harus dengan pengawasan dari dokter agar penyebabnya diketahui dan ditentukan terapi pengobatannya serta untuk keberlangsungannya. Terkadang pula menstruasi waktunya lebih lama dari biasanya atau darah keluar dengan deras. Hal ini sering disebabkan karena penyakit, seperti :

  • stress yang berlebihan

  • kemacetan jantung

  • gangguan kelenjar gondok

  • anemia

kadang pula terjadi disebabkan organ menstruasinya, seperti :

  • kondisi organ menstruasi yang menderita radang atau bengkak

  • kemacetan rahim

  • sembelit yang parah.

Pengobatannya juga harus dalam pengawasan dokter spesialis.


Warna darah

Warna darah haidh tergantung pada jumlahnya. Bila jumlahnya sedikit, maka darah itu berkumpul dalam rahim untuk beberapa saat sebelum keluar. Pada saat ini warnanya berubah menjadi warna hitam. Dan apabila darahnya deras, maka akan langsung keluar tanpa berubah warna; warnanya merah seperti darah biasa.


Efek samping menstruasi terhadap fisik.

Ketika seorang wanita akan mengalami atau sedang menstruasi biasanya akan mengalami gejala pusing, jantung berdebar-debar, payudara memberat, muntah-muntah, dan diare. Tetapi tidak semua wanita mengalami hal ini, antara wanita yang satu dengan yang lain nya mengalami efek yang berbeda. Efek samping ini akan hilang dengan keluarnya darah haidh. Sebagian wanita menderita rasa sakit bahkan sakit sekali (painful cycle) ketika menstruasi (gejala kejang) dan sakit sebelum datang bulan (remenstual tension syndrome), khususnya bagi wanita yang belum menikah. Rasa sakit ini akan hilang dengan selesainya menstruasi, tetapi ada juga yang membutuhkan obat pengurang rasa sakit, bahkan kadang kala ada pula yang memerlukan konsultasi ke dokter. Ada beberapa anggapan bahwa rasa sakit ini akan berkurang ketika seorang wanita ini menikah, haidh dan melahirkan, karena leher rahim akan melebar, dan robeknya serat-serat otot yang menyebabkan rasa sakit tersebut.


Kalau sakit, apa yang harus kita lakukan?

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan, minimal untuk mengurangi rasa sakit yang kita derita:

  1. Perhatian terhadap makanan, melakukan olahraga, menghindari obat penahan haidh.

  2. Mengkonsumsi pil analgesik untuk menghilangkan dan meringankan rasa sakit.

  3. Bila kondisinya tidak membaik, kunjungi dokter spesialis penyakit wanita yang akan melakukan pengobatan hormon dibawah pengawasannya, dan dalam kondsis tertentu terkadang memerlukan operasi.


Mandi selama menstruasi ?

Mandi selama menstruasi tidak menimbulkan efek negatif,bahkan sebaliknya. Sebaiknya ketika menstruasi lebih sering mandi dan disertai pembersihan khusus di wilayah V (fi). Karena hal ini dapat membantu menghindari radang. Mandi juga akan membantu kelancaran menstruasi dan pengeluaran darah tanpa dibarengi rasa sakit. Selain itu dapat juga membantu menjauhkan kita dari bau tidak sedap, khususnya ketika aktifnya kelenjar gondok yang bertambah pada waktu haidh.


Referensi :

1. Dr. Akram Ridha, Manajemen Gejolak

2. Kamus Kedokteran


Kamis, 28 Agustus 2008

" Memohon Cinta "




Ya Allah, aku memohon cinta-Mu
dan cinta orang yang mencintai-Mu serta cinta perbuatan yang mampu
mendekatkan pada cinta-Mu

(Doa Rasulullah, HR Turmidzi dari Mu'adz bin Jabal ra)

Rabu, 20 Agustus 2008

" 5 Bekal Istri Aktivis Dakwah "


Pekan kemarin, agenda pengajian adek2 materinya tentang mar'ah sholihah terutama bab munakahat. Maklum saja, banyak diantara mereka yang sudah pasca kampus, dan bersiap untuk mengarungi kehidupan yang nyata. Sebenarnya sebagai seorang yang belum menikah, materi ini berat sekali, mengingat saya sendiripun belum mempraktekkan...(ingat surat Ash shaff : 3). ;')
Tapi dengan Bismillah saya mencoba untuk belajar bersama, dan Alhamdulillah ada banyak sekali referensi yang kami dapatkan.
Satu bahasan yang cukup menarik yang sempat kami diskusikan adalah " 5 bekal Istri Aktivis dakwah " yang kami dapatkan dari dakwatuna.com.
Sebagai seorang muslimah, menjadi pendamping bagi pejuang dan aktivis dakwah adalah salah satu impian yang besar. Bagaimana tidak, seorang suami adalah qowwam bagi keluarganya. Jadi bagaimanapun juga kita tentu saja, mendambakan seorang imam (pemimpin) yang bisa membawa kita semakin dekat dengan-Nya.

Nah, saya akan mencuplikkan catatan yang ditulis oleh Dra. Anis Byarwati, MSi, semoga tulisan ini bisa menambah ilmu dan bermanfaat untuk kita semua. Amien.

" 5 Bekal Istri Aktivis Dakwah "

Seorang aktivis dakwah membutuhkan istri yang ‘tidak biasa’. Kenapa? Karena mereka tidak hanya memerlukan istri yang pandai merawat tubuh, pandai memasak, pandai mengurus rumah, pandai mengelola keuangan, trampil dalam hal-hal seputar urusan kerumah-tanggaan dan piawai di tempat tidur. Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan, berbagai kepandaian dan ketrampilan itu adalah bekalan ‘standar’ yang memang harus dimiliki oleh seorang istri, tanpa memandang apakah suaminya seorang aktivis atau bukan. Atau dengan kalimat lain, seorang perempuan dikatakan siap untuk menikah dan menjadi seorang istri jika dia memiliki berbagai bekalan yang standar itu. Lalu bagaimana jika sudah jadi istri, tapi tidak punya bekalan itu? Ya, jangan hanya diam, belajar dong. Istilah populernya learning by doing.

Kembali kepada pokok bahasan kita. Menjadi istri aktivis berarti bersedia untuk mempelajari dan memiliki bekalan ‘di atas standar’. Seperti apa? Berikut ini adalah bekalan yang diperlukan oleh istri aktivis atau yang ingin menikah dengan aktivis dakwah:

1. Bekalan Yang Bersifat Pemahaman (fikrah).
Hal penting yang harus dipahami oleh istri seorang aktivis dakwah, bahwa suaminya tak sama dengan ‘model’ suami pada umumnya. Seorang aktivis dakwah adalah orang yang mempersembahkan waktunya, gerak amalnya, getar hatinya, dan seluruh hidupnya demi tegaknya dakwah Islam dalam rangka meraih ridha Allah. Mendampingi seorang aktivis adalah mendampingi seorang prajurit Allah. Tak ada yang dicintai seorang aktivis dakwah melebihi cintanya kepada Allah, Rasul, dan berjihad di jalan-Nya. Jadi, siapkan dan ikhlaskan diri kita untuk menjadi cinta ‘kedua’ bagi suami kita, karena cinta pertamanya adalah untuk dakwah dan jihad!

2. Bekalan Yang Bersifat Ruhiyah.
Berusahalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikan hanya Dia tempat bergantung semua harapan. Miliki keyakinan bahwa ada Kehendak, Qadha, dan Qadar Allah yang berlaku dan pasti terjadi, sehingga tak perlu takut atau khawatir melepas suami pergi berdakwah ke manapun. Miliki keyakinan bahwa Dialah Sang Pemilik dan Pemberi Rezeki, yang berkuasa melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki. Bekalan ini akan sangat membantu kita untuk bersikap ikhlas dan qana’ah ketika harus menjalani hidup bersahaja tanpa limpahan materi. Dan tetap sadar diri, tak menjadi takabur dan lalai ketika Dia melapangkan rezeki-Nya untuk kita.

3. Bekalan Yang bersifat Ma’nawiyah (mentalitas).
Inilah di antara bekalan berupa sikap mental yang diperlukan untuk menjadi istri seorang aktivis: kuat, tegar, gigih, kokoh, sabar, tidak cengeng, tidak manja (kecuali dalam batasan tertentu) dan mandiri. Teman saya mengistilahkan semua sikap mental ini dengan ungkapan yang singkat: tahan banting!

4. Bekalan Yang bersifat Aqliyah (intelektualitas).
Ternyata, seorang aktivis tidak hanya butuh pendengar setia. Ia butuh istri yang ‘nyambung’ untuk diajak ngobrol, tukar pikiran, musyawarah, atau diskusi tentang kesibukan dan minatnya. Karena itu, banyaklah membaca, rajin mendatangi majelis-majelis ilmu supaya tidak ‘tulalit’!

5. Bekalan Yang Bersifat Jasadiyah (fisik).
Minimal sehat, bugar, dan tidak sakit-sakitan. Jika fisik kita sehat, kita bisa melakukan banyak hal, termasuk mengurusi suami yang sibuk berdakwah. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan, membiasakan pola hidup sehat, rajin olah raga dan lain-lain. Selain itu, jangan lupakan masalah merawat wajah dan tubuh. Ingatlah, salah satu ciri istri shalihat adalah ‘menyenangkan ketika dipandang’.
Akhirnya, ada bekalan yang lain yang tak kalah penting. Itulah sikap mudah memaafkan. Bagaimanapun saleh dan takwanya seorang aktivis, tak akan mengubah dia menjadi malaikat yang tak punya kesalahan. Seorang aktivis dakwah tetaplah manusia biasa yang bisa dan mungkin untuk melakukan kesalahan. Bukankah tak ada yang ma’shum di dunia ini selain Baginda Rasulullah?


Sumber : dakwatuna.com

Rabu, 13 Agustus 2008

" Masa Puber dan Masa Remaja "

Adakah bedanya? Tentu saja!!!. Dalam buku "Manajemen Gejolak" karya Dr. Akram Ridha dituliskan bahwa Baligh (masa puber/ puberty) adalah permulaan berfungsinya organ reproduksi yang diiringi berbagai perubahan fisik dan kejiwaan (mental), baik dalam skala eksternal maupun internal. Sedangkan masa remaja (adolescence) merupakan proses bertahap menuju kematangan fisik, akal dan kejiwaan (mental) dan sosial.

Nah...dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa masa puber adalah salah satu fase dari tiga fase masa remaja, yaitu remaja awal (baligh/puber), remaja pertengahan (remaja), dan remaja akhir (pemuda). Banyak sekali ilmuwan yang telah memperingatkan kita sebagai orang dewasa (orangtua-red) tentang satu hal : "Bila seseorang mencapai kematangan fisik maka tidak berarti ia matang dalam aspek-aspek yang lain, seperti kematangan akal misalnya. Intinya, setiap orang harus banyak belajar sehingga dia benar-benar menjadi matang dan dewasa". Ini menandakan masa remaja adalah jembatan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Remaja mengalami pertumbuhan cepat yang menjadikannya seakan berjalan dibelakang pertumbuhannya. Pengaruh dari pertumbuhan yang sangat cepat terakumulasi pada emosi dan mental remaja, untuk selanjutnya berpengaruh pada perilaku dan tingkah lakunya yang menyerupai gunung berapi. Mereka seakan tampak tenang, bahkan diam tetapi pada sesungguhnya di dalam dirinya ada sesuatu yang bergejolak dan menyala-nyala. Terkadang terlihat pula semburan2 asap. Namun, akan tiba waktunya ia meletus dan mengeluarkan laharnya. Ketika itu, baru kita sadari "gunung berapi telah meletus dan luluh lantak". Padahal jika kita waspada, sebenarnya apa yang bergejolak telah mengabari kita apa yang akan terjadi.

Ketika kita menelaah kembali bahwa masa puber dan remaja adalah fase pertumbuhan dimana setiap remaja akan berkenalan dengan berbagai masalah yang disebabkan oleh minimnya pengalaman, terutama dalam interaksinya dengan kehidupan, maka tugas orangtuanyalah untuk mengarahkan dan melatih mereka untuk bisa mengenali, memahami dan mempelajari tentang kehidupan dan masyarakat. Karena pendidikan dan lingkungan keluarga dan masyarakat adalah poin penting yang mempengaruhi perilaku remaja.
Pada prinsipnya, masa kanak-kanak yang normal akan melahirkan masa remaja yang normal pula. Selanjutnya, masa remaja yang normal membentang jalan menuju masa dewasa yang normal pula.

Senin, 11 Agustus 2008

Kasus 1 "Alia : Rumahku Nerakaku"

Alia...seorang gadis cantik berumur 16 th, cerdas dan lembut dan berasal dari keluarga berada. Siapa menyangka jika menurutnya tempat yang paling nyaman di dunia ini adalah "yang jelas bukan dirumah". Bagi kita yang meyakini bahwa "rumahku adalah surgaku" tentu saja dibuat terheran2 oleh jawabannya. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam angan ketika dia menyebutkan bahwa ia lebih merasa tenang dan nyaman ketika tidak berada dirumahnya. yah..siapa sangka, menurut pengakuannya rumahnya ibarat penjara dimana setiap gerak geriknya diawasi dan ketika sedikit saja melanggar "aturan rumah" berarti hukuman sudah siap didepan mata. Meskipun orangtuanya adalah sosok orang yang hebat di institusinya dan terpandang di kota Jogja ini, tapi alia menganggap orang tuanya adalah sipir2 tahanan. Astaghfirullah....dan lebih tercengang lagi ketika dia curhat bahwa selama ini ia dan kedua orang tuanya jarang berkomunikasi, kecuali ketika dirinya meminta uang untuk membayar sekolah dan meminta jatah bulanan. Apalagi yang namanya piknik dengan keluarga.....tidak pernah ia rasakan kecuali diakhir bulan ketika diajak maminya untuk berbelanja kebutuhan bulanan, dan itupun hanya sekali dalam satu bulan. Sebagai orang tua yang karirnya sangat2 cemerlang, ketika berada dirumah mami papinya setiap pulang dari kantor langsung masuk ruang kerja untuk menyiapkan berkas kerja untuk esok hari atau langsung istirahat. Akhirnya...ketika liburan panjang tiba semester kemarin...alia nekat pergi ke kalimantan seorang diri, dengan alasan menjenguk kakaknya yang sedang bertugas disana...dan itupun, orangtuanya tahu setelah alia sampai ditempat kakaknya...

Pandangan psikologi :

Menurut pandangan psikologi, kasus yang dialami oleh Alia lebih disebabkan karena adanya masalah komunikasi antara orangtua dan anak. Sehingga anak senantiasa dengan bebasnya menafsirkan sendiri aturan2 yang ada dirumahnya sebagai sebuah aturan layaknya di tahanan. Pada sebagian besar kasus seperti ini, anak mempunyai kecenderungan untuk merasa nyaman diluar lingkungan keluarga. Anak akan merasa lebih nyaman berkumpul dengan teman2nya ataupun menghabiskan waktu untuk bermain diluar rumah. Bahkan banyak sekali kecenderungan untuk si anak melakukan kebohongan terhadap orangtuanya. Permasalahan2 dalam keluarga seperti ini seringkali dianggap oleh anak sebagai tekanan bagi mental mereka yang seringkali menimbulkan kecemasan dan ketidak tenangan dalam diri remaja. Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Freud sebagai berikut : Such defense mechanisms are put into operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)

Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur penipuan diri.

Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang paling tepat karena menyangkut semacam peralatan mekanik. Istilah tersebut mungkin karena Freud banyak dipengaruhi oleh kecenderungan abad ke-19 yang memandang manusia sebagai mesin yang rumit. Sebenarnya, kita akan membicarakan strategi yang dipelajari individu untuk meminimalkan kecemasan dalam situasi yang tidak dapat mereka tanggulangi secara efektif. Tetapi karena “mekanisme pertahanan diri” masih merupakan istilah terapan yang paling umum maka istilah ini masih akan tetap digunakan.

Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan yang dasyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang lain merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.


Represi

didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi. Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan tidak sadar yang menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya. Beberapa bukti, misalnya:

  1. individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan,

  2. berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian yang menyesakkan dada,

  3. lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk,

  4. lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

  5. lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan dan enggan menekankan yang tidak membahagiakan.

Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)

Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi dengan tindak kebaikan.

Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

Regresi

Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan respons seperti individu dengan usia yang lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali terjadi karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak menyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu menggunakan strategi regresi karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif terhadap problem tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian

Menarik Diri

Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.

Mengelak

Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

Denial (Menyangkal Kenyataan)

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

Fantasi

Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan frustrasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsional dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara sehat untuk mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya menjadi strategi yang cukup membantu

Rasionalisasi

Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.

Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah secara obyektif.

Proyeksi

Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali dipergunakan pula.

Referensi: e-psikologi.com

Sabtu, 02 Agustus 2008

Meng-GaRis

mungkin bagi sebagian orang, menggaris adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan...yup, hal yang sepele....anak TK pun bisa (kata orang!!!).
tapi bagi orang2 yang punya masalah dengan penglihatannya, menggaris akan menimbulkan kesulitan yang cukup rumit. Tidak hanya yang bermata minus, plus, apalagi silindris, adakalanya orang yang bermata normal pun banyak kemungkinan untuk membuat sebuah garis tidak lurus.
menggaris tidak hanya sebatas menghubungkan titik2 atau membuat sebuah garis yang lurus, tetapi dalam menggaris itu diperlukan sebuah kata yaitu konsentrasi. Yup....konsentrasi dengan menghadirkan segenap jiwa agar goresan lurus dan panjang yang kita buat bisa sempurna. Dalam menggaris kita juga memerlukan sebuah keahlian (ilmu-red), yaitu keahlian mencari titik2 kosong tempat tertuangnya tinta kita agar bisa terangkai dengan sempurna sebuah lintasan bernama garis. Dengan menghadirkan seluruh jiwa, sebuah garis bisa mewakili perasaan dan situasi hati pelukisnya, karena dalam garis yang berbeda digunakan ketajaman mata pena yang berbeda, diguratkan dengan tekanan yang berbeda, sehingga menghasilkan rona yang berbeda. Dan tentu saja garis yang berbeda akan membuat dipandang juga dengan berbeda.

;')